Rabu, 21 September 2016

“Kau Temanku, Ku Temanmu” Part 2 (Galatia 6:1-10)

Ringkasan Khotbah (Sharing) Ibadah Remaja Hari Sabtu, 23 April 2016
Oleh Sdri. Pdm. Yulita Ruth, S. Th


Apa maksud dari “Kau Temanku, Ku Temanmu” ?
·        Apakah semua orang bisa menjadi teman kita?
Semua orang bisa menjadi teman kita sebab dalam pertemanan pasti ada kasih dan kasih itu tanpa batas, jadi siapa saja bisa menjadi teman kita. Sekalipun ada orang atau teman kita yang berbuat tidak baik kepada kita, kita harus tetap mengasihi.

·        Apakah kita harus menetapkan persyaratan bagi orang lain untuk menjadi teman kita?
Kita boleh menginginkan memiliki teman dengan kriteria tertentu, tetapi kita tidak boleh pilih-pilih teman. Kita harus menerima teman kita apa adanya.

·        Apa yang kita harapkan dari seseorang yang menjadi teman kita?
Kebanyakan orang mengharapkan untuk memiliki teman yang pengertian, setia, dapat memberi pengaruh yang baik bagi kita, teman yang apa adanay (jadi diri sendiri), jujur.

·        Apa respon kita ketika kita memiliki teman yang tidak sesuai dengan harapan kita?
Respon setiap orang pasti berbeda-beda, ada yang bisa menerima ada juga yang tidak bisa menerima sehingga mulai menjauhi temannya tersebut.

·        Apa bedanya teman dengan sahabat?
Teman adalah orang yang melengkapi kita. Sahabat adalah teman yang sangat dekat dengan kita.
Kita mengaharapkan teman dan sahabat kita selalu ada setiap saat bagi kita. Selalu ada setiap saat bukan berarti setiap waktu kita butuh teman kita, teman kita harus muncul di hadapan kita. Setiap orang pasti memiliki kesibukan masing-masing, oleh sebab itu selalu ada setiap saat bisa dalam bentuk memberi dukungan, doa, member semangat. Selalu ada setiap saat berbicara tentang kualitas pertemanan. Sahabat dan teman harus diperlakukan sama, tidak pilih-pilih.

·        Bagaimana jika ada yang beranggapan bahwa ada teman yang merebut teman?
Dalam pertemanan, tidak ada istilah teman merebut teman, sebab dalam suatu komunitas semuanya saling memiliki.
Manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial. Dalam berteman, kita juga harus mempelajari sifat teman kita. Contoh: jika sifat teman kita mudah tersinggung, jangan berusaha untuk membuatnya tersinggung sehingga membuat hubungan pertemanan menjadi renggang.
Jika ada sesuatu hal yang membuat hubungan pertemanan menjadi renggang, kita perlu mengaoreksi diri kita, jika disebabkan suatu masalah maka masalah itu harus diselesaikan.

·        Apakah boleh berteman dengan orang yang tidak seiman?
Kita boleh berteman dengan siapa saja, walaupun ada perbedaan suku, agama, bahasa. Kecuali dalam membangun hubungan rumah tangga, kita harus mencari pasangan yang seiman. Berteman dengan orang yang tidak seiman dengan kita merupakan suatu kesempatan bagi kita untuk membritakan injil. Dalam pergaulan kita harus tetap berhati-hati, sebab Firman Tuhan katakan pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. ( 1 Korintus 15:33). Dalam bergaul, kita hurus bisa jadi dampak yang baik bagi teman-teman kita, menjadi berkat bagi mereka, jangan malah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik.

Dalam Galatia 6:1-10 ada 3 prinsip yang harus kita miliki dalam berteman yaitu, kasih, saling menghormati, setia.
Unsur kasih:
1.     Saling menegur, menasihati dengan lemah lembut (ay.1)
2.     Tolong menolong (ay. 2)
3.     Berbagi, harus bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain (ay.3)
4.     Tidak jemu-jemu berbuat baik (ay.9)
Mari kita menjadi pribadi yang saling mengasihi satu sama lain.

Tuhan Yesus memberkati 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar